Bullying di Jogja …

Hmm …

Yogyakarta, sebuah kota yang dikenal sebagai kota pelajar, tempat semua orang dari seluruh negeri belajar, ternyata memiliki catatan tentang kasus Bullying yang lebih tinggi dibandingkan Jakarta atau Surabaya.

Berita tersebut disampaikan oleh Ratna Djuwita, Manajer Sumber Daya Manusia, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia di hotel JW Marriot, Jakarta. Peneliatiannya sendiri dilaksanakan oleh Sejiwa, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Berikut petikan berita di korantempo pada edisi 19/05/2008, tentang Bullying tersebut diatas.

Yogyakarta, Kota dengan Bullying Tertinggi

Meski selama ini budaya Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal lemah lembut, ternyata perilaku warganya di lingkungan sekolah justru menempati urutan teratas dalam hal melakukan kekerasan dibanding Surabaya dan Jakarta.

“Entah kenapa, ternyata budaya Yogya yang lemah lembut itu tidak menjamin tidak terjadinya bullying di lingkungan sekolah,” kata Manajer Sumber Daya Manusia, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Ratna Djuwita kepada pers di Hotel JW Marriott, Sabtu lalu.

Penelitian yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat Sejiwa itu melibatkan 1.500 responden, terdiri dari 134 siswa sekolah dasar, 536 siswa sekolah menengah pertama, 563 siswa sekolah menengah atas, dan 75 orang guru, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Penelitian menggunakan metode diskusi kelompok atau focus group discussion.

Bullying memberikan efek yang sangat mendalam bagi siswa yang mengalaminya, bahkan ada yang sampai berhenti sekolah,” ujar Ketua Yayasan Sejiwa Dienna Haryana.

Fenomena kekerasan, ia melanjutkan, tak hanya terjadi di sekolah tapi juga di tempat lain yang melibatkan banyak orang. Ketika seorang guru menekan murid untuk mengerjakan sesuatu, kata Dienna, hal itu bisa dianggap sebagai tindak bullying.

Wheew … 😦

Satu pemikiran pada “Bullying di Jogja …

Tinggalkan Balasan ke wardha Batalkan balasan